materi KD 3.14 Mengevaluasi pasca produksi video,animasi dan atau musik digital
KD 3.14
Mengevaluasi Pasca – Produksi Video, Animasi dan Musik Digital
1.
VIDEO DIGITAL
Jika
tahap produksi sudah berhasil dilewati, kali ini menuju ke tahap Pasca Produksi
sebagai akhir dari keseluruhan proses dasar pembuatan animasi 2D. Tahap pasca
produksi merupakan proses finishing, tahap ini menugaskan kita untuk dapat
menambahkan modifikasi akhir yang dapat membuat animasi terlihat lebih bagus.
Tetapi jangan terlalu banyak menambahkan modifikasi atau hiasan akhir, dan
usahakan agar hasil akhir tetap didalam jalur atau tidak terlalu rumit untuk
ditonton. Terdapat beberapa proses didalamnya seperti Compositing, Color
Correcting, Dubbing / Musik / Sound Effects, dan Final Output.
1.Compositing
Compositing atau bisa juga disebut dengan proses penggabungan hasil render dari tahap produksi sebelumnya, proses ini sangatlah membutuhkan keterampilan dalam video editing. Kalian harus memotong cuplikan yang tidak dibutuhkan dan menggabungkan scene-scene yang terdapat didalam animasi yang sedang dibuat. Biasanya dalam proses ini, penambahan transisi video selalu diaplikasikan. Compositing sangat mempengaruhi durasi film beserta scene didalam nya.
Compositing atau bisa juga disebut dengan proses penggabungan hasil render dari tahap produksi sebelumnya, proses ini sangatlah membutuhkan keterampilan dalam video editing. Kalian harus memotong cuplikan yang tidak dibutuhkan dan menggabungkan scene-scene yang terdapat didalam animasi yang sedang dibuat. Biasanya dalam proses ini, penambahan transisi video selalu diaplikasikan. Compositing sangat mempengaruhi durasi film beserta scene didalam nya.
2.ColorCorrecting
Bagaimanapun, warna adalah unsur penting dalam suatu gambar tetap ataupun gerak. Warna dapat menghidupkan bahkan menghasilkan aura tertentu. Maka dari itu, Color Correcting sangatlah penting dalam tahap Paksa Produksi. Proses ini dapat mengubah panorama film sesuai mood, kita bisa gunakan beberapa efek warna untuk diaplikasikan ke film animasi yang sedang kita buat. Diantaranya Color Corrector, Color Channel, RGB Settings, Hue/Saturation, dan lainnya.
Bagaimanapun, warna adalah unsur penting dalam suatu gambar tetap ataupun gerak. Warna dapat menghidupkan bahkan menghasilkan aura tertentu. Maka dari itu, Color Correcting sangatlah penting dalam tahap Paksa Produksi. Proses ini dapat mengubah panorama film sesuai mood, kita bisa gunakan beberapa efek warna untuk diaplikasikan ke film animasi yang sedang kita buat. Diantaranya Color Corrector, Color Channel, RGB Settings, Hue/Saturation, dan lainnya.
3.Dubbing/Musik/SoundEffects
Beberapa produser, filmmaker, editor, ataupun animator memiliki cara tersendiri dalam melakukan proses dubbing atau penambahan suara pada film mereka. Ada yang terbiasa dengan merekam atau menambahkan audio pada tahap Pra-Produksi, Produksi, bahkan Paska Produksi. Hal ini bebas dilakukan jika film yang kita kerjakan adalah film animasi.
Beberapa produser, filmmaker, editor, ataupun animator memiliki cara tersendiri dalam melakukan proses dubbing atau penambahan suara pada film mereka. Ada yang terbiasa dengan merekam atau menambahkan audio pada tahap Pra-Produksi, Produksi, bahkan Paska Produksi. Hal ini bebas dilakukan jika film yang kita kerjakan adalah film animasi.
Poin
pertama, misalkan kita mempersiapkan audio pada saat Pra-Produksi, maka proses
animasi (misal: animasi mulut) pada tahap Produksi akan mencontoh hasil dubbing
dari tahap Pra-Produksi. Jika merekam atau menambahkan audio pada saat
Produksi, proses pengaplikasian audio akan bersamaan dengan proses animasi.
Dan
pada saat Paska Produksi, ini adalah waktu yang tepat bagi saya untuk merekam
dan menambahkan audio. Saya selalu membuat animasi mulut, kedipan mata, dan
objek lainnya terlebih dahulu pada tahap Produksi dan menggunakan imajinasi
seakan-akan suara sudah terekam. Lalu, saya hafalkan suara yang sudah saya
pikirkan pada saat proses animasi tersebut.
Setelah
itu, pada tahap Pasca Produksi, saya mulai merekam dubbing atau audio lainnya
dengan mencontoh animasi yang belum diisi suara. Apabila dialog tidak begitu
panjang, kita tidak perlu mencontoh pergerakkan animasi tersebut. Jika proses
rekaman sudah selesai, usahakan tambahkan audio setelah proses Compositing dan
Color Correcting. Sesuaikan dengan animasi. Jangan lupa tambahkan musik atau
sound effect nya juga. Alasan saya mengutamakan animasi lalu audio yaitu karena
dapat memudahkan proses penyuntingan, jika animasi yang menyesuaikan audio,
proses penyuntingan animasi akan lebih lama (apalagi dengan komputer seadanya).
Berbeda dengan / jika audio yang menyesuaikan animasi, proses rekaman lebih
ringan dan praktis daripada proses animasi itu sendiri.
4.FinalOutput
Untuk proses akhir, yaitu Final Output. Proses ini adalah puncak dari keseluruhan produktivitas pembuatan film Animasi 2D maupun 3D. Final Output bisa dilakukan dengan proses exporting atau rendering. Pada proses ini, kalian akan mengatur atau menentukan opsi akhir secara detail untuk format film sesuai dengan kebutuhan. Sama seperti proses Rendering pada tahap Produksi, namun Final Output adalah proses akhir dan setelah itu tidak akan ada lagi proses penyuntingan yang dibutuhkan.
Untuk proses akhir, yaitu Final Output. Proses ini adalah puncak dari keseluruhan produktivitas pembuatan film Animasi 2D maupun 3D. Final Output bisa dilakukan dengan proses exporting atau rendering. Pada proses ini, kalian akan mengatur atau menentukan opsi akhir secara detail untuk format film sesuai dengan kebutuhan. Sama seperti proses Rendering pada tahap Produksi, namun Final Output adalah proses akhir dan setelah itu tidak akan ada lagi proses penyuntingan yang dibutuhkan.
Jenis-jenis transisi adalah sebagai berikut.
1.Cut/Cut To
Cut berfungsi
sebagai perpindahan atau transisi dari satu gambar atau adegan ke adegan yang
lain secara langsung. Cut digunakan
untuk:
·
menyatakan kesinambungan cerita;
·
menggambarkan detail objek;
·
menciptakan suasana kejadian tegas, tegang,
semangat.
2.DISSOLVE
Dissolve berfungsi
sebagai jembatan potongan gambar yang secara berangsur – angsur terjadi
perpindahan gambar. Dissolve digunakan untuk:
·
menciptakan suasana kejadian romantis,
halus, mengalir, sedih;
·
menyatakan waktu lampau atau lamunan masa depan.
3.WIPE
Wipe berfungsi sebagai transisi yang menggantikan gambar dengan gambar
berikutnya dengan cara bergerak dari sisi ke sisi lain menggunakan pola bentuk
tertentu. Wipe digunakan untuk:
·
menciptakan suasana ceria, bahagia, glamour;
·
memberikan kesan retro.
4.FADE/Fading
Fading berfungsi
sebagai transisi yang menggantikan gambar dari gelap perlahan-lahan
menjadi tampak gambarnya (fade in)
atau dari gambar berubah secara berangsur-angsur menjadi gelap (fade out). Fade berfungsi untuk:
·
sebagai awal dari sebuah adegan;
·
membedakan perubahan waktu.
fungsi dalam tahapan editing video.
Fungsi Editing
Video
Editing video merupakan proses menyusun dan menata video shoot atau hasil rekaman gambar
menjadi suatu rekaman gambar yang baru. Pekerjaan editing adalah berkaitan dengan proses pascaproduksi,
seperti, gambar, penyatuan gambar, dan pemotongan pengisian gambar, colour correction, sound mixing, dan capture video.
2.
Fungsi Sound
Fungsi sound meliputi
sejumlah keperluan seperti, pembuatan musik ilustrasi, pembuatan sound efek, dan sound recording (untuk
keperluan dubbing narasi).
3.
Fungsi Image Editing
Merupakan penunjang elemen grafis untuk keperluan editing video yang dipergunakan
dalam pembuatan judul dan ilustrasi.
4.
Fungsi Animasi dan Visual Effect
Merupakan bagian video berupa
animasi atau visual effect.
5.
Fungsi Distribusi
Produk video yang telah dibuat mungkin
selanjutnya akan didistribusikan kepada pemirsa yang merupakan target
komunikasi dari produk video tersebut.
Setelah proses editing video menghasilkan format file tertentu, file ini kemudian dapat diproses
lanjut dalam usaha pembuatan vcd/dvd agar
kelak dapat digandakan atau didistribusikan secara lebih luas.
Editing
Untuk melakukan sebuah editing video diperlukan peralatan komputer/laptop dan menggunakan aplikasi editing video. Terdapat banyak aplikasi editing video saat ini. Berikut akan dicontohkan penyuntingan (editing) menggunakan Windows Movie Maker.
Windows Live Movie Maker adalah perangkat lunak yang merupakan bagian dari Windows Live Essentials. Fungsi utama program ini adalah untuk melakukan olah digital terhadap gambar bergerak (video), misalnya untuk menambahkan efek visual, atau menambahkan redaksi singkat yang berhubungan dengan video yang sedang disunting.
Editing
Untuk melakukan sebuah editing video diperlukan peralatan komputer/laptop dan menggunakan aplikasi editing video. Terdapat banyak aplikasi editing video saat ini. Berikut akan dicontohkan penyuntingan (editing) menggunakan Windows Movie Maker.
Windows Live Movie Maker adalah perangkat lunak yang merupakan bagian dari Windows Live Essentials. Fungsi utama program ini adalah untuk melakukan olah digital terhadap gambar bergerak (video), misalnya untuk menambahkan efek visual, atau menambahkan redaksi singkat yang berhubungan dengan video yang sedang disunting.
2. ANIMASI
DIGITAL
Proses Pembuatan Digital
Animation :
PRAPRODUKSI
Pada tahap ini film belum dibuat tetapi persiapan telah direncanakan mulai dari tema, dan dikembangkan menjadi sinopsis, sinopsis dikembangkan menjadi storyline, storyboard.
Pada tahap ini film belum dibuat tetapi persiapan telah direncanakan mulai dari tema, dan dikembangkan menjadi sinopsis, sinopsis dikembangkan menjadi storyline, storyboard.
Concept Art
Pada tahap ini mulai dibuat gambar-gambar sketsa. Semua sketsa yang dibuat akan dibentuk dalam model 3D dalam tahap produksi.
Pada tahap ini mulai dibuat gambar-gambar sketsa. Semua sketsa yang dibuat akan dibentuk dalam model 3D dalam tahap produksi.
Storyboard
Pada saat skenario dan concept art telah selesai, tuangkan ide cerita tersebut ke dalam bentuk visual sehingga orang lain dapat memahami maksudnya.
Pada saat skenario dan concept art telah selesai, tuangkan ide cerita tersebut ke dalam bentuk visual sehingga orang lain dapat memahami maksudnya.
Animatic Storyboard
Tahap ini dapat dianggap film telah memiliki kerangka acuan, karena alur cerita jelas dan gambar-gambar dari storyboard yang telah di scanning akan ditampilkan dengan tambahan sound dialog, narasi, sound FX.
Tahap ini dapat dianggap film telah memiliki kerangka acuan, karena alur cerita jelas dan gambar-gambar dari storyboard yang telah di scanning akan ditampilkan dengan tambahan sound dialog, narasi, sound FX.
Casting dan Recording
Para pengisi suara membacakan dialog yang telah dibuat.
Para pengisi suara membacakan dialog yang telah dibuat.
Sound efect dan Music
Lagu tema dibuat berdasarkan alur cerita yang ada. Sebelum menciptakan lagu, pencipta lagu akan membaca script, sehingga alur cerita dan tema lagu dapat sejalan.
Lagu tema dibuat berdasarkan alur cerita yang ada. Sebelum menciptakan lagu, pencipta lagu akan membaca script, sehingga alur cerita dan tema lagu dapat sejalan.
PRODUKSI
Modelling 2D ke 3D
Tahap ini merupakan tahap pembuatan film animasi yang berlangsung. Diawali dengan menstransfer objek 2D yang dibuat menjadi objek 3D. Body modeling,atau modeling lainnya yang masih dalam bentuk gambar 2D, dikonversikan ke dalam objek 3D.
Tahap ini merupakan tahap pembuatan film animasi yang berlangsung. Diawali dengan menstransfer objek 2D yang dibuat menjadi objek 3D. Body modeling,atau modeling lainnya yang masih dalam bentuk gambar 2D, dikonversikan ke dalam objek 3D.
Pemberian
Tekstur pada Karakter
Tahap Mapping Texture Character, untuk pemetaan material kulit pada karakter.
Tahap Mapping Texture Character, untuk pemetaan material kulit pada karakter.
Penganimasian
Proses pembuatan pergerakan atau penganimasian mencakup proses rigging, skinning, dan animasi.
Proses pembuatan pergerakan atau penganimasian mencakup proses rigging, skinning, dan animasi.
Rendering
Pada
tahapan ini objek 3D yang sudah selesai diteruskan dengan pemberian pencahayaan
dan sifat bahan atau kulit pada objek, sehingga memberikan kesan yang lebih alamiah
terhadap objek 3D.
POSTPRODUKSI
Compositing and Editing
Hal yang utama dalam film animasi 2D maupun 3D adalah pengomposisian karena pada tahap inilah adegan-adegan hasil render disatukan dan dirangkai untuk dapat lebih lanjut pada proses material.
Hal yang utama dalam film animasi 2D maupun 3D adalah pengomposisian karena pada tahap inilah adegan-adegan hasil render disatukan dan dirangkai untuk dapat lebih lanjut pada proses material.
3D Animation
Pada
tahapan ini dilakukan pergerakan pada objek atau dikenal dengan istilah
animasi. Sama halnya dengan modeling dan tekstur.
Video Effect
Proses
yang terjadi pada tahapan ini adalah klip animasi yang dihasilkan oleh tahapan
3D tadi diolah sedemikian rupa melalui efek-efek khusus yang tidak bisa atau
kurang efisien jika dilakukan pada tahap 3D tadi.
Final Compositing
Tahapan
ini merupakan tahapan akhir dimana semua elemen gambar, tulisan, dan klip
animasi diproses dan disusun sehingga memperoleh sebuah rangkaian animasi
akhir. Untuk memperkaya hasil animasi biasanya ditunjang oleh proses manipulasi
suara yang dilakukan melalui teknik sound effect.
Analisis Video Animasi
1.
Sweet Cocoon
IDE : Distraxion adalah contoh animasi reel yang dalam pembuatan nya cukup
sulit, namun ide dalam video animasi ini sangat unik dan banyak juga terjadi di
sekitar kita, ide yang di dasari suatu pengalaman biasanya akan lebih mudah
untuk di sampaikan kepada orang lain.
SINOPSIS & PLOT : Seekor ulat masuk ke tempat di mana dia merasa
aman menjalani metamorfosisnya. Kepompongnya terlalu kecil baginya untuk masuk,
untungnya ada dua serangga lain yang bisa membantunya.
Trio ini akan membawa kita ke beberapa situasi lucu tapi juga kupu-kupu yang indah.
Trio ini akan membawa kita ke beberapa situasi lucu tapi juga kupu-kupu yang indah.
KONSEP : Konsep video ini mendasar dengan back sound dan sound effect yang
sesuai sehinnga membuat video ini tidak monoton, pembedaan karakter dengan
musik sebagai mediator pembedanya , sangatlah konsep yang biasa namun memang
sangat menyenangkan untuk di lihat dan di sajikan kepada para penikmat film /
video animasi.
CHARACTER OF ANIMATION : Tiga karakter yang berbeda
antara seekor ulat yang akan bermetamarfosis dengan 2 ekor kumbang. Ulat yang
terus berusaha masuk kedalam kepompongnya hampir putus asa, kemudian lewatlah
temannya, 2 ekor kumbang yang membantunya masuk ke dalam kepompong. Musik dan
instrumen lucu serta background dari animasi sanggat menarik untuk dilihat.
COLOUR
& SHARP IMAGE : warna dan ketajaman gambar Sangat baik untuk sekelas
ANIMASI 3D.
Jenis
Pengambilan gambar dalam film ini:
1. The deskriptif Sintagma (urutan menggambarkan satu saat).
2. The bracketing syntagm (montage of brief shots).
3. The Sintagma (dua sekuens bergantian).
4. The paralel Sintagma (montase dari motif).
1. The deskriptif Sintagma (urutan menggambarkan satu saat).
2. The bracketing syntagm (montage of brief shots).
3. The Sintagma (dua sekuens bergantian).
4. The paralel Sintagma (montase dari motif).
Teknik
Pengambilan Gambar:
1. Extreme Long Shot.
2. Wide Shot (Open Shot)
3. Extablishing Shot
1. Extreme Long Shot.
2. Wide Shot (Open Shot)
3. Extablishing Shot
2. Piper
IDE
: Distraxion adalah contoh animasi reel yang dalam pembuatan nya cukup sulit,
namun ide dalam video animasi ini sangat unik dan banyak juga terjadi di
sekitar kita, ide yang di dasari suatu pengalaman biasanya akan lebih mudah
untuk di sampaikan kepada orang lain.
SINOPSIS
& PLOT : Menceritakan sebuah kisah mendalam tentang seekor anak burung yang
bernama Piper, tokoh utamanya, adalah seorang sandpiper kecil yang berhak
mendapatkan semua makanannya jatuh ke dalam mulutnya oleh ibunya sementara
burung kecil itu tinggal jauh dari pasang surut yang menumbuhkan makanan
lezatnya. Suatu hari, ibu tidak menurunkan makanan di mulutnya lagi tapi
meminta Piper untuk bergabung dengannya dalam ketakutan yang tidak diketahui
tentang pemulungan tiram. Piper memiliki waktu yang sulit untuk mempelajari
ujung tombak ketekunan, tapi cukup tangguh untuk mengatasi trauma yang
menimpanya.
KONSEP
: Sebuah alegori tentang cara anak belajar dari orang tua mereka dan dari
anak-anak lain, Piper adalah sebuah cerita tentang menaklukkan dan mengatasi
ketakutan pribadi seseorang. Gaya fotorealistik enam menit yang bergaya
mengikuti puyuh lapar Piper, yang harus mengatasi rasa takutnya akan air agar
bisa makan.
CHARACTER
OF ANIMATION : Seekor anak burung yang lapar, menunggu makanan dari ibunya,
yang ingin mengajarkannya langsung cara mencari makan dipesisir pantai dengan
ombak yang pasang surut. Ketika burung-burung lain yang berlarian saat ombak
pasang. Ia belajar menghindari ombak dari 3 ekor kumang laut yang bersembunyi
dibawah pasir.
COLOUR
& SHARP IMAGE : warna dan ketajaman gambar Sangat baik untuk sekelas
ANIMASI 3D.
Jenis
Pengambilan gambar dalam film ini:
1. The deskriptif Sintagma (urutan menggambarkan satu saat).
2. The bracketing syntagm (montage of brief shots).
3. The Sintagma (dua sekuens bergantian).
4. The paralel Sintagma (montase dari motif).
1. The deskriptif Sintagma (urutan menggambarkan satu saat).
2. The bracketing syntagm (montage of brief shots).
3. The Sintagma (dua sekuens bergantian).
4. The paralel Sintagma (montase dari motif).
Teknik
Pengambilan Gambar:
1. Wide Shot
2. Medium Shot
3. Extablishing Shot
4. Full Shot
5. long shot
6. Extreme Long Shot (XLS)
1. Wide Shot
2. Medium Shot
3. Extablishing Shot
4. Full Shot
5. long shot
6. Extreme Long Shot (XLS)
3.
MUSIK DIGITAL
Produksi Media Audio
1.
Peralatan produksi media audio
Produksi sebuah media audio profesional ( proses rekaman) dilakukan di
sebuah studio rekaman. Studio rekaman merupakan sebuah ruangan yang digunakan
sebagai fasilitas proses rekaman. Sebuah studio rekaman paling tidak memiliki
dua ruangan, yaitu ruang rekam dan ruang kontrol. Idealnya merekam suara
dilakukan diruang rekam. Ruang rekam harus kedap suara , artinya dapat menyerap
suara sehingga tidak ada suara yang terpantulkan dan tidak bocor dari suara
liar dari luar ruang rekam. Sedangkan ruang kontrol, digunakan sebagai tempat
dimana pemegang kendali jalannya rekaman berada dan melakukan rekaman terhadap
suara-suara dari ruang rekaman.
Peralatan
yang umum ada dalam studio rekaman adalah:
1) Miikrofon
Mikrofon merupakan barisan terdepan dalam sebuah proses rekaman. Karena
alat ini merupakan tranducer yang dapat mengubah
gelombang suara di udara menjadi variasi tegangan yang nantinya akan diubah
menjadi data digital oleh sebuah converter. Berdasarkan tipe sensifitasnya,
mikrofon dibedakan menjadi dua, yaitu omni directional dan uni directional.
2) Mixer console
Istilah lain untuk mixer console, yaitu audio mixeratau soundboard. Seiring
perkembangan teknologi kini ada juga mixer console digital.
Secara umum bagianaudio mixer terdiri dari:
1.
a)Beberapa chanel input, jumlah tergantung tipe audio mixer.
Setiap channel input, biasanya terdiri dari: terminal
masukan, dapat berupa jenis input jack, XLR, RCA
2.
b)Kontrol Equalisasi, untuk mengatur frekuensi jangkauan,
misalnya bass, treble, midle.
3.
c)Fader Gain, menagtur
kuat lemahnya volume masukkan.
4.
d)Kontrol keluaran utama
5.
e)Tampilan Meter
Tampilan meter ini biasanya berupa vu meter atau led display, yang berupa
menunjukkan level setiap channel input maupun master output.
3) Speaker monitor
Speaker dalam sebuah studio rekaman memang dirancang khusus untuk kebutuhanmixing/mastering.
4) Open reel
Open reel adalah alat produksi media audio yang berguna untuk perekaman
analog. Selain itu, open reel digunakan juga sebagai alat untuk editing.Seiring perkembangan teknologi di dunia audio recording, yang mengarah pada produksi audio
digital alat ini sudah ajarang diggunnakan.
5) Digital audio work station
Digiatal Audio Workkstation adalah perangkat yan digunakan khusus untuk
proses rekaman audio digital. Perangkat ini pada dasarnya adalah sebuah
komputer yang dapat melakukan fungsi perekam, sinthesizier, tigital to analog
converter, mixing, sound effect. Untuk memenuhi
fungsi-fungsinya, komputer ini harus memiliki perangkat keras tambahan yaitu:
a)Audio
converter
Pada prinsipnya audio converter mempunyai fungsi utama sama dengan sebuah
sound card, meskipun demikian audio converter yang dimaksud berbeda pada sound
card pada komputer-komputer biasa. Fungsi-fungsi audio converter ini,
diantaranya:
·
Sintheszier
·
MIDI interface
·
Pengkonversi data analog ke digital,
misalnya merekam suara dari mikrofon
·
Pengonversi data dari digital ke analog.
b)Multi Track audio software
Perekam lunak yang digunakan untuk aplikasi perekaman. Selain itu,
perangkat lunak ini juga mempunyai fasilitas untuk mixing dan editing suara.
Ada pun beberapa perangkat lunak ini misalnya:
·
Digidesaign Pro Tools
·
Adobe audition
·
Cakewalk sonar
·
Steinberg nuendo dan Cubase, dll
6) Tape Recorder
Alat ini menggunakan bahan baku kaset. Hasil rekaman yang diperoleh berupa
data analog. Selain dapat merekam tape recorder juga dapat memutar kaset audio.
7) Digital Portable Recorder
Alat ini dapat merekam suara dan menyimpannya dalam bentuk data
digital.
1.
Proses pembuatan media audio
Secara umum proses pembuatan media audio melalui tiga tahap, yaitu: pra
produksi, produksi, dan pasca produksi. Pada setiap tahapnya terdiri dari
beberapa kegiatan.
2. Tahap Pra Produksi
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada tahap pra produksi, meliputi:
a) Telaah Materi
Dalam mengembangkan media untuk pembelajaran, semestinya mengacu pada
kurikulum yang berlaku dan sesuai dengan jenjang pendidikan yang akan dibuat
medianya. Kurikulum dijadikan acuan utama, agar media pembelajaran yang dibuat
sesuai tujuan dan tepat sasaran.
Telaah kurikulum meliputi telaah tujuan (kompetensi dasar) yang ingin
dicapai, anlisis karakteristik materi ajar dan analisis karakteristik siswa.
Media audio yang akan dibuat harus sesuai dengan kompetensi yang diharapkan
dari peserta didik. Bila media yang dibuat tidak sesuai dengan tujuan
pembelajaran, maka media tersebut tidak akan banyak membantu peserta didik.
b) Pencarian Ide
Setelah analisis kurikulum, akan diperoleh gambaran tentang materi-materi
yang membutuhkan media audio. Selanjutnya, tinggal memilih materi mana yang
lebih dulu akan dibuat medianya dan menetapkan format sajian media audio yang
akan diproduksi. Bermacam-macam bentuk sajian yang dapat dipilih misalnya
dialog, drama, narasi, pantun dan lain-lain.
Telaah kurikulum sebaiknya dilakukan oleh guru atau pengembang media, dan
dikaji oleh ahli materi dan ahli media. Peranan guru adalah menentukan materi
dalam media yang dapat mewakili kompetensi yang tercantum dalam silabus dan
RPP. Peranan ahli materi yaitu untuk menjaga agar materi tetap harus benar dan
sesuai dengan sasaran tidak lebih dan tidak kurang. Di samping itu ahli materi
juga harus menginformasikan perkembangan ilmu tersebut yang terkini.
Peranan ahli media harus mengkaji dan memastikan pemilihan materi yang akan
diangkat ke dalam media audio sesuai dengan karakteristik media tersebut,
karena tidak semua materi yang ada di kurikulum dapat dibuat ke dalam media
audio secara menarik.
c)Penulisan Naskah
Langkah selanjutnya yaitu penulisan naskah program. Naskah ditulis oleh
orang yang dianggap mampu untuk menulis naskah audio. Naskah yang ditulis akan
dikaji oleh ahli materi dan ahli media. Ahli materi akan mengkaji kebenaran,
kecukupan, dan ketepatan pemilihan aplikasi atau contohnya. Sedangkan ahli
media akan mengkaji kemenarikan penyampaian materi tersebut sesuai karateristik
media audio, misalnya pemain, perwatakan, pilihan kata/bahasa, konflik, musik,
sound effect, dan lain-lain. Tahapan penulisan naskah yaitu persiapan,
penelitian, pengorganisasian informasi, penulisan sinopsis dan treatment, dan
skenario/naskah.
Format naskah audio yang umum digunakan adalah menggunakan format dua kolom
1) Tahap produksi
Produksi media audio ini diawali dengan diterimanya naskah oleh team
produksi. Setelah itu dilakukan langkah-langkah produksi, yaitu: pembentukan
tim produksi, rembuk naskah, pemilihan pemain, latihan kering, rekaman, editing dan mixing, preview,
pembuatan master.
a) Membentuk Tim Produksi
Produksi media audio ini merupakan kerja kolaboratif (team work), yaitu beberapa orang dengan keahlian atau
keterampilan berbeda bekerja secara bersama-sama dalam menyelesaikan media. Di
sini, diperlukan koordinasi antar anggota tim sehingga terwujud media audio
yang baik, menarik dan komunikatif. Anggota tim tersebut yaitu:
·
Sutradara, yaitu: orang yang bertanggung
jawab atas semua aspek manajemen dan artistik dari sebuah produksi.
·
Operator, mempersiapkan peralatan rekam
dan bertanggung jawab atas hasil perekaman.
·
Teknisi, mengontrol dan memastikan semua
peralatan dalam keadaan siap pakai.
·
Penata musik, menyiapkan musik dan sound effectsesuai dengan naskah.
·
Editor, melakukan
koreksi terhadap hasil rekaman dan melakukan mixing tutur
(dialog/drama) dengan musik dan sound effect yang
diperlukan sesuai naskah.
b) Rembuk naskah (script conference)
Setelah sutradara mempelajari naskah program media, kemudian dilakukan
rembuk naskah dengan penulis naskah, ahli materi dan ahli media dan pihak-pihak
terkait.rembuk naskah dilakukan untuk menyamakan persepsi dan pemahaman
terhadap isi naskah, sehingga apabila diproduksi tidak terjadi kesalahan yang
fatal. Setelah penyamaan persepsi selesai, maka sutradara segera mengubah
naskah menjadi bahasa audio(skenario) yang
menarik minat, enak didengar, mudah dipahami, menyenagkan dan bermanfaat.
c) Menyusun Storyboard/skenario
Skenario adalah naskah panduan operasional dalam kegiatan produksi
(perekaman), oleh karena itu perlu disusun secara jelas dengan bahasa yang
mudah dipahami dan mearik minat pendengar. Pada skenario sudah tergambar dengan
jelas dan secara rinci mengenai siapa pemerannya, dimana lokasinya, berapa lama
durasinya, jenis musik dan lain-lain.
d) Penyusunan anggaran
Anggaran adalah total biaya yang dibutuhkan untuk pembuatan media tersebut,
mulai dari perencanaan hingga kegiatan pasca produksi. Penyusunan anggaran
harus mempertimbangkan beberapa faktor, seperti: lamanya syuting, jumlah
tim produksi, lokasi, biaya editing baik didalam studio maupun diluar studio,
jauh dekatnya dan berapa tempat, pemain: bintang atau bukan dan jumlahnya,
peralatan yang dipakai, setting dan properti yang diperlukan, faktor kesulitan
(stuntman, animasi), musik (buat sendiri atau beli hak cipta) dan lain
sebagainya
e) Pemilihan pemain
Setelah rembuk naskah dilakukan, langkah selanjutnya adalah pemilihan
pemain. Pemain disini adalah orang yang akan memerankan tokoh dalam naskah.
Pemilihan pemain yang baik, sesuai dengan karakter tokoh yang dituntut dalam
naskah sehingga akan membuat media audio bagus dan menarik.
f) Latihan kering
Latihan kering maksudnya, para pemain diberi kesempatan untuk mempelajari
naskah dan berlatih sebelum rekaman, agar mereka benar-benar paham akan isi
pesan, alur cerita dan peran masing-masing dalam naskah tersebut. Hal untuk
menghindari bnayak kesalahan pada saat rekaman.
g) Rekaman (recording)
Rekaman adalah proses pengambilan suara dari masing-masing pemain.
Sutradara adalah pengendali sepenuhnya jalanya rekaman. Sutradara
bertanggung jawab atas kualitas hasil rekaman.
1.
Tahap Pasca Produksi
Setelah produksi selesai dilakukan, tahap selanjutnya yaitu pasca produksi.
Kegiatan pasca produksi langkah-langkah yang sebaiknya dilakukan, yaitu:
1) Editing dan Mixing
Editing maksudnya adalah membuang atau memotong kata-kata salah yang
dianggap tidak perlu atau juga menambah efek, misalnya echo. Mixing mksudnya mencampur atau menambah musik
dan soundeffectsehingga media audio terkesan menarik.
a) Preview
Preview adalah kegiatan evaluasi terhadap hasil produksi. Preview ini dilakukan oleh tim yang melibatkan
pengkaji materi, pengkaji media, dan sutradara sebagai penanggung jawab
produksinya. Evaluasi terhadap hasil produksi ini di tinjau dari segi materi
dan media. Dari segi materi misalnya ketepatan pengucapan. Tinjauan media,
misalnya ketepatan penggunaan musik, efek suara (soundeffect), kualitas
suara (ada tidaknya noise), ksetabilan
volume. Jika hasil produksi belum dinyatakan layak, maka harus dilakukan
perbaikan sesuai dengan masukan tim preview.
2) Pembuatan Master Audio Pembelajaran
Menyimpan atau merekam hasil produksi media audio pembelajaran ini dalam kaseet,
CD, atau media penyimpanan lainnya. Master media audio pembelajaran ini yang
kemudian akan dijadikan master jika diperlukan penggandaan.
DAFTAR PUSAKA.
Judul : Mengevaluasi Pasca Produksi Video Animasi dan
Musik Digital
Alamat Web : https://gischarine.wordpress.com/2018/02/06/menganalisis-mengevaluasi-pasca-produksi-video-animasi-dan-musik-digital/
Diunduh pada tanggal 19 Februari
2019, Pukul 10:04
Judul : Jenis - Jenis Transisi
Pasca – Produk Presentasi Video & dan Fungsi
Alamat Web : http://gilangpemrogramanweb.blogspot.com/2016/03/tahap-pasca-produksi-presentasi-video.html
Diunduh pada tanggal 20 Februari
2019, Pukul 10:46
Judul : Proses Pembuatan Animasi Digital &
Analisis Video Animasi
Alamat Web : https://gischarine.wordpress.com/2018/02/06/menganalisis-mengevaluasi-pasca-produksi-video-animasi-dan-musik-digital/
Diunduh pada tanggal 20 Februari
2019. Pukul 10:56
Jika tahap produksi sudah berhasil dilewati, kali ini menuju ke tahap Pasca Produksi sebagai akhir dari keseluruhan proses dasar pembuatan video, animasi dan musik digital. Tahap pasca produksi merupakan proses finishing, tahap ini menugaskan kita untuk dapat menambahkan modifikasi akhir yang dapat membuat animasi terlihat lebih bagus. Tetapi jangan terlalu banyak menambahkan modifikasi atau hiasan akhir, dan usahakan agar hasil akhir tetap didalam jalur atau tidak terlalu rumit untuk ditonton. Terdapat beberapa proses didalamnya seperti Compositing, Color Correcting, Dubbing / Musik / Sound Effects, dan Final Output Jasa Penulis Artikel
BalasHapus